Powered By Blogger
Diberdayakan oleh Blogger.

Minggu, 11 Januari 2015

Makalah Strategi Konseling Kelompok



BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Layanan konseling kelompok merupakan salah satu layanan bimbingan dan konseling di sekolah. Layanan konseling kelompok secara terpadu dalam pelaksanaan layanan bimbigan dan konseling disekolah. Sebagai kegiatan. layanan konseling kelompok merupakan upaya bantuan untuk dapat memecahkan masalah siswa dengan memanfaatkan dinamika kelompok.
Setiap sekolah harus membuat perencanaan program yang merupakan acuan dasar untuk pelaksanaan kegiatan satuan layanan bimbingan dan konseling. Perencanaan tersebut berisi bidang-bidang layanan, jenis layanan yang dialokasikan menurut waktu, pembagian tugas para pelaksana dan sarana/prasarana untuk mendukung kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling.
Berbagai jenis layanan dan kegiatan perlu dilakukan sebagai wujud penyelenggaraan pelayanan bimbingan terhadap sasaran layanan, yaitu peserta didik. Pelayanan bimbingan dan konseling kepada peserta didik ada bermacam-macam jenis layanan, yaitu layanan orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran, pembelajaran, bimbingan kelompok, konseling perorangan dan konseling kelompok.
Dalam makalah ini akan dibahas tentang layanan konseling kelompok dan manfaatnya, serta proses pelaksanaan konseling kelompok.

B.  Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian konseling ???
2.      Apa pengertian konseling kelompok ???
3.      Apa tujuan konseling kelompok ???
4.      Apa saja asas konseling kelompok ???
5.      Apa unsur konseling kelompok ???
6.      Bagaiman tipe pendekatan konseling kelompok ???
7.      Bagaimana tahap-tahap dan prosedur konseling kelompok ???
8.      Apa kelemahan dan kelebihan konseling kelompok ???
9.      Bagaiman proses pelaksaan konseling kelompok ???

C.  Tujuan Penulisan
Agar penulis dan pembaca dapat mengetahui pengertian, tujuan, asas, unsur, tipe pendekatan, tahap-tahap, prosedur, serta kelemahan dan kelebihan konseling kelompok.




BAB II
PEMBAHASAN
A.   Pengertian Konseling
Konseling adalah proses belajar yang bertujuan agar konseli (siswa) dapat mengenal diri sendiri merasa menerima diri sendiri dan di mengerti oleh konselor.dalam hubungan ini, konselor dapat menerima konseli secara pribadi dan tidak memberikan penilaian. Konseli merasa ada orang lain yang dapat mengerti masalah pribadinya dan mau membantu memecahkannya. Konselor dan konseli saling belajar dan memahami pengalaman hubungan yang bersifat khusus dan pribadi (Achmad Juntika, 2009 : 10).
Konsaling adalah proses belajar yang bertujuan agar konseli (siswa) dapat mengenal diri sendiri, menerima diri sendiri serta lealistis dalam proses penyesuaian dengan lingkungannya. Suatu hubungan pribadi yang unik dalam konseling dapat membantu individu (siswa) membuat keputusan, pemilihan dan rencana yang bijak, serta dapat berkembang dan berperanan lebih baik di lingkungananya (Achmad Juntika, 2009 : 10 – 11).
English dan English (dalam Willis, 2011 : 17)  mengemukakan arti konseling adalah:
“Suatu hubungan antara seseorang dengan orang lain, dimana seseorang berusaha keras untuk membantu orang lain agar mampu memahami masalah dan dapat memecahkan masalahnya dalam rangka penyesuaian dirinya.”
Diantara konseling yang muncul kala itu yang muncul adalah konseling pendidikan, jabatan, dan hubungan sosial.biasanya yang menjadi konseli adalh orang normal dan juga dapat memasuki batas didang psikoterapi.
Glen E. Smith (dalam Willis, 2011 : 17) mendefinisikan konseling yakni :
“Suatu proses dimana konselor membantu konseli (klien) agar ia dapat memahami dan menafsirkan kata – kata yang berhubungan dengan pemilihan, perencanaan dan penyesuaian diri sesuai dengan kebutuhan individu.”
Milton (dalam Willis, 2011 : 18) mengatakan bahwa konseling adalah :
“Suatu proses yang terjadi dalam hubungan seseorangdengan seorang yaitu indivudu yang mengalami masalah yang tak dapat diatasinya, dengan seorang petugas professional yang telah memperoleh latihan dan pengalaman untuk membantu agar klien mampu menyelesaikan masalahnya.”
Dalam era global dan pembangunan, maka konseling lebih menekankan pada pengembangan potensi individu yang terkandung di dalam dirinya, termasuk dalam potensi itu adalah aspek intelektual, afektif, sosial, emosional, dan religius. Sehingga individu akan berkembang dengan nuansa yang lebih bermakna, harmonis, sosial, danbermanfaat. Maka definisi konseling yang antisipatif sesuai tantangan pembangunan adalah :
“Konseling adalah upaya yang diberikan seorang pembimbing yang terlatih dan berpengalaman, terhadap individu – individu yang membutuhkannya, agar individu tersubut berkembang potensinya secara optimal, mampu mengatasi masalahnya dan mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang selalu berubah.” (Willis, 2005 : 18).

Jones menguraikan tentang pengertian konseling sebagai berikut:
“Counseling is talking over a problem with some one. Usually but not always, one of the two has facst or experiences or abilities not possesed to the same degree by the other. The process of counseling involves a clearing up the problem by discussion” (dalam Bimo Walgito, 2010 : 7).
Wren menguraikan pengertian konseling sebagai berikut:
“Counseling is personal and dynamic relationship between two people who approach a mutually defined problem with mutual consideration for each other to the and that the younger, or less matere, or more troubled of the two is aided to a self determined resolution of his problem” (dalam Bimo Walgito, 2010 : 7).
Dari beberapa penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa konseling adalah layanan bantuan yang diberikan oleh peserta didik (konseli) agar dapat mengembangkan potensi – potensi yang dimilikinya, agar berkembang secara optimal.


B.   Pengertian Konseling Kelompok
Konseling kelompok adalah suatu upaya bantuan kepada peserta didik dalm suasana kelompok yang bersifat pencegahan dan penyembuhan, dan diarahkan kepada pemberian kemudian dalam rangka perkembangan dan pertumbuhannya. Konseling kelompok bersifat pencegahan, bahwa arti klien – klien (siswa) yang bersangkutan mempunyai kemampuan untuk berfungsi secara wajar dalm masyarakat, tetapi mungkin memiliki sesuatu titik lemah dalam kehidupannya sehingga menggangu kelancaran berkomunikasi dengan orang lain. Konseling kelompok bersifat pemberian kemudahan dalam pertumbuhan dan perkembangan individu, dalam arti bahwa konseling kelompok menyajikan dan memberikan dorongan kepada individu – individu yang bersangkutan untuk mengubah dirinya selaras dengan minatnya sendiri.
Konseling kelompok adalah suatu proses antar pribadi yang dinamis yang terpusat pada pemikiran dan perilaku yang sadar dan melibatkan fungsi – fungsi terapi seperti sifat permisif, orientasi pada kenyataan, katarsis, saling mempercayai, saling memperlakukan dengan mesra, saling pengertian, saling menerima dan saling mendukung (Achmad Juntika 2005 : 22).
Layanan konseling kelompok yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan yang dialaminya melalui dinamika kelompok. Dinamika kelompok adalah suasana yang hidup, yang berdenyut, yang bergerak, yang berkembang, yang ditandai dengan adanya interaksi antara sesama anggota kelompok. Layanan konseling kelompok merupakan layanan konseling yang diselenggarakan dalam suasana kelompok. [[1]]
Gazda (1984), Shertzer & Stone (1980) (dalam Mungin Edi Wibowo, 2005) mengemukakan pengertian konseling kelompok yaitu : “konseling kelompok adalah suatu proses antar pribadi yang terpusat pada pemikiran dan perilaku yang disadari. Proses itu mengandung ciri-ciri terapeutik seperti pengungkapan pikiran dan perasaan secara leluasa, orientasi pada kenyataan, pembukaan diri mengenai perasaan-perasaan mendalam yang dialami, saling percaya, saling perhatian, saling pengertian, dan saling mendukung”. [[2]]
Dari uraian di atas disimpulkan bahwa konseling kelompok adalah suatu proses antar pribadi tetapi dalam bentuk kelompok.konseling kelompok jg bersifat penyembuhan dan pencegahan.


C.   Tujuan Konseling Kelompok
Menurut Mungin Eddy Wibowo, (2005:20). Tujuan yang ingin dicapai dalam konseling kelompok, yaitu pengembangan pribadi, pembahasan dan pemecahan masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok, agar terhindar dari masalah dan masalah terselesaikan dengan cepat melalui bantuan anggota kelompok yang lain.

Menurut Dewa Ketut Sukardi, (2002:49).Tujuan konseling kelompok meliputi:
1.      Melatih anggota kelompok agar berani berbicara dengan orang banyak.
2.      Melatih anggota kelompok agar berani berbicara dengan orang banyak.
3.      Dapat mengembangkan bakat dan minat masing-masing anggota kelompok.
4.      Mengentaskan permasalahan-permasalahan kelompok.
Menurut Prayitno (2004), tujuan umum konseling kelompok adalah mengembangkan kepribadian siswa untuk mengembangkan kemampuan sosial, komunikasi, kepercayaan diri, kepribadian, dan mampu memecahkan masalah yang berlandaskan ilmu dan agama. Sedangkan tujuan khusus konseling kelompok, yaitu:
1.      Membahas topik yang mengandung masalah aktual, hangat, dan menarik perhatian anggota kelompok.
2.      Terkembangnya perasaan, pikiran, persepsi, wawasan, dan sikap terarah kepada tingkah laku dalam bersosialisasi/komunikasi.
3.      Terpecahkannya masalah individu yang bersangkutan dan diperolehnya imbasan pemecahan masalah bagi individu peserta konseling kelompok yang lain.
4.      Individu dapat mengatasi masalahnya dengan cepat dan tidak menimbulkan emosi. [[3]]

D.   Asas Konseling Kelompok
Dalam kegiatan konseling kelompok terdapat sejumlah aturan ataupun asas-asas yang harus diperhatikan oleh para anggota, asas-asas tersebut yaitu:
1.      Asas kerahasiaan, Asas kerahasiaan ini memegang peranan penting dalam konseling kelompok karena masalah yang dibahas dalam konseling kelompok bersifat pribadi, maka setiap anggota kelompok diharapkan bersedia menjaga semua (pembicaraan ataupun tindakan) yang ada dalam kegiatan konseling kelompok dan tidak layak diketahui oleh orang lain selain orang-orang yang mengikuti kegiatan konseling kelompok.
2.      Asas Kesukarelaan Kehadiran, pendapat, usulan, ataupun tanggapan dari anggota kelompok harus bersifat sukarela, tanpa paksaan.
3.      Asas keterbukaan, Keterbukaan dari anggota kelompok sangat diperlukan sekali. Karena jika ketrbukaan ini tidak muncul maka akan terdapat keragu-raguan atau kekhawatiran dari anggota.
4.      Asas kegiatan, Hasil  layanan konseling kelompok tidak akan berarti bila klien yang dibimbing tidak melakukan kegiatan dalam mencapai tujuan– tujuan bimbingan. Pemimpin kelompok hendaknya menimbulkan suasana agar klien yang dibimbing mampu menyelenggarakan kegiatan yang dimaksud dalam penyelesaian masalah.

5.      Asas kenormatifan, Dalam kegiatan konseling kelompok, setiap anggota harus dapat menghargai pendapat orang lain, jika ada yang ingin mengeluarkan pendapat maka anggota yang lain harus mempersilahkannya terlebih dahulu atau dengan kata lain tidak ada yang berebut.

6.      Asas kekinian, Masalah yag dibahas dalam kegiatan konseling kelompok harus bersifat sekarang. Maksudnya, masalah yang dibahas adalah masalah yang saat ini sedang dialami yang mendesak, yang mengganggu keefektifan kehidupan sehari-hari, yang membutuhkan penyelesaian segera, bukan masalah dua tahun yang lalu ataupun masalah waktu kecil. [[4]]
     
E.   Unsur Konseling Kelompok
Dalam kegiatan konseling kelompok, terdapat beberapa unsur sehingga kegiatan tersebut disebut konseling kelompok. Adapun unsur-unsur yang ada dalam konseling kelompok yaitu:
1.      Anggota kelompok, adalah individu normal yang mempunyai masalah dalam rentangan penyesuaian yang masih dapat diatasi oleh peimpin kelompok maupun anggota kelompok yang lainnya.
2.      Pemimpin kelompok, adalah seseorang ahli yang memimpin jalannya kegiatan konseling kelompok. Konseling kelompok dipimpin oleh seorang konselor atau psikolog yang profesional dengan latihan khusus bekerja dengan kelompok.
3.      Permasalahan yang dihadapi antar anggota konseling kelomppok adalah sama.
4.      Metode yang dilaksanakan dalam konseling kelompok berpusat pada proses kelompok dan perasaan kelompok.
5.      Interaksi antar anggota kelompok sangat penting dan tidak bisa dinomor duakan.
6.      Kegiatan konseling kelompok dilaksanakan berdasar pada alam kesadaran masing-masing anggota kelompok dan juga pemimpin kelompok.
7.      Menekankan pada perasaan dan kebutuhan anggota.
8.      Adanya dinamika kelompok antar anggota kelompok dalam kegiatan konseling kelompok.
9.      Ada unsur bantuan yang dilakukan oleh pemimpin kelompok.

F.    Tipe Pendekatan Konseling Kelompok
1.    Konseling/terapi dalam kelompok, Bentuk ini adalah pendekatan individual yang dilakukan di dalam kelompok. Selama proses konseling/terapi, anggota lain hanya menjadi pengamat.
2.   Konseling/terapi dengan kelompok, Biasanya ditemui dalam kelompok temu ataupun kelompok-T. Aktivitas di dalam kelompok ditentukan oleh anggota. Konselor hanya bertindak sebagai expert participant.
3.      Konseling/terapi mengenai kelompok, Bentuk ini lebih menekankan pada interaksi antar anggota. Fokus pada di-sini-dan-saat ini.Bentuk kelompok ini lebih menekankan pada saling membantu, memberikan dukungan dan menunjukkan model perilaku yang sehat. Konselor selaku pemimpin bertindak sebagai pengamat luar / outside observer, dan sebagai peserta pakar. [[5]]

G.  Materi Layanan Konseling Kelompok        
Materi layanan konseling kelompok mencakup :
1.         Pemahaman dan pengembangan sikap, kebiasaan, bakat, minat, dan penyalurannya.
2.  Pemahaman kelemahan diri dan penanggulangannya, pengenalan kekuatan diri dan pengembangannya.
3.         Perencanaan dan perwujudan diri.
4.   Mengembangkan kemampuan berkomunikasi, menerima/menyampaikan pendapat, bertingkah laku dan hubungan sosial, baik dirumah, sekolah, maupun masyarakat.
5.   Mengembangkan hubungan teman sebaya baik dirumah, disekolah, dan dimasyarakat sesuai dengan kondisi, peraturan materi pelajaran.
6.    Mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar, disiplin belajar dan berlatih, serta teknik-teknik penguasaan materi pelajaran.
7.   Pemahaman kondisi fisik, sosial, dan budaya dalam kaitannya dengan orientasi belajar di perguruan tinggi.
8.         Mengembangkan kecenderungan karir yang menjadi pilihan siswa.
9.         Orientasi dan informasi karir, dunia kerja, dan prospek masa depan.
10.     Informasi perguruan tinggi yang sesuai dengan karir yang akan dikembangkan.
11.     Pemantapan dalam mengambil keputusan dalam rangka perwujudan diri. [[6]]


H.  Kelebihan Konseling Kelompok
1.      Anggota belajar berlatih perilakunya yang baru.
2.      Kelompok dapat dipakai untuk belajar mengekspresikan perasaan, perhatian dan pengalaman.
3.      Anggota belajar ketrampilan sosial, belajar berhubungan pribadi lebih mendalam.
4.      Kesempatan dan menerima di dalam kelompok.
5.  Efisiensi dan ekonomis bagi konselor, karea dalam satu waktu tertentu dapat memberikan konseling bagi lebih dari seorang siswa.
6.   Kebanyakan masalah berkaitan dengan hubungan antar pribadi dalam lingkungan sosial. Konseling kelompok memberikan lingkungan sosial yang dapat dipakai sebagai sarana memecahkan masalah ini.
7.      Kebersamaan dalam kelompok lebih memberika kesempatan untuk mempraktekkan prilaku baru daripada keberduaan pada konseling individual. Dalam kelompok, klien-klien mendapatkan dukungan dan umpan balik yang jujur mengenai perilaku yang dicobanya dari teman-teman sebayanya bukan dari konselor.
8.      Konseling kelompok memungkinkan klien-klien memaparkan masalahnya kepada siswa-siswa lain, dan menjajaki penyelesaiannya dengan bantuan perasaan, perhatiaan dan pengalaman siswa-siswa lain.
9.      Dalam memecahkan masalah pribadi maupun atara pribadi dalam konsleing kelompok, klien tidak hanya meningkatkan kemampuan memecahkan masalah bersama, tetapi juga belajar keterampilan sosial dalam pemecahan ini.
10.  Dalam konseling kelompok klien-klien tidak hanya memecahkan masalah masing-masing tetapi juga masalah orang lain. Memberikan tanggapan terhadap masalah orang lain, dapat mengalihkan pusat perhatian dari masalahnya sendiri.
11.  Di dalam kelompok, anggota akan saling menolong, menerima, berempati dengan tulus. Keadaan ini, membutuhkan suasana yang positif antara anggota, sehingga mereka akan merasa diterima, dimengerti, dan menambah rasa positif dalam diri mereka. Semua itu dapat terwujud apabila dinamika kelompok tumbuh dengan baik, karena dinamika kelompok mencerminkan suasana kehidupan nyata yang terjadi dan di jumpai dan merupakan kekuatan yang mendorong kehidupan kelompok.

I.       Kelemahan Konseling Kelompok
1.      Tidak semua orang cocok dalam kelompok.
2.      Perhatian konselor lebih menyebar.
3.      Sulit dibina kepercayaan.
4.      Klien mengharapkan terlalu banyak dari kelompok.
5.      Kelompok bukan dijadikan sarana berlatih melakukan perubahan, tetapi sebagai tujuan. [[7]]

J.     Proses Pelaksanaan Konseling Kelompok
Proses pelaksanaan konseling kelompok dilaksanakan melalui tahap-tahap berikut :
1.      Tahap I (Pembentukan), Pada tahap ini para peserta yang baru pertama bertemu itu benar-benar dibentuk menjadi kelompok yang cukup solid sehingga dinamika kelompok yang berkembang di antara mereka selanjutnya akan dimanfaatkan untuk mencapai tujuan-tujuan bimbingan dan konseling. Untuk itu diperlukan waktu yang cukup lama dengan kegiatan yang bervariasi. Waktu yang cukup lama itu jangan sampai menimbulkan kesan seakan-akan kegiatan itu hanya sekedar beramai-ramai atau bersantai-santai saja, membuang-buang waktu, membosankan. Dalam hal ini guru pembimbing sebagai pemimpin kelompok menimbang-nimbang antara efisiensi waktu, efektivitas pengembangan dinamika kelompok dan kondisi positif metal fisik seluruh peserta.
2.      Tahap II (Peralihan), Tahap II merupakan jembatan antara tahap I dan tahap III. Berapa lama tahap II berlangsung banyak tergantung pada keberhasilan tahap I. Apabila tahap I sudah berhasil dengan baik, tahap II seringkali hanya sekedar mengulangi dan memantapkan penjelasan tentang aspek pokok yang ada dalam Tahap III.
3.      Tahap III (Kegiatan Inti), Tahap ini seringkali disebut juga tahap kerja. Dari tahap inilah akan diperoleh hasil-hasil yang diharapkan, yaitu mengembangkan pribadi dan perolehan kerja yang mencakup aspek-aspek kognitif, afektif dan berbagai pengalaman serta alternatif pemecahan masalah. Dalam tahap inilah seluruh peserta benar-benar diminta untuk “bekerja”, mengembangkan pikiran, memberikan dorongan, bertanya dan bahkan memberikan nasehat dan alternatif jalan keluar untuk pemecahan suatu masalah. Waktu yang dipergunakan untuk tahap ini tergantung pada jumlah topik atau masalah yang dibahas. Apabila para peserta sangat antusias dalam kegiatan pada tahap III ini, biasanya para peserta meminta agar lebih banyak topik atau masalah dapat dibahas dalam pertemuan mereka itu.
4.      Tahap IV (Pengakhiran), Tahap ini merupakan anti klimaks dari seluruh kegiatan, pada tahap ini kegiatan menyorot. Semangat yang tadinya menggebu-gebu sekarang mengendor. Segala sesuatu menuju kepada pengakhiran kegiatan. Pada tahap ini pemimpin kelompok meminta kesan-kesan dari para peserta, dan akhirnya kesan-kesan ini dikaitkan dengan kemungkinan pertemuan berikutnya. Usul-usul peserta yang menghendaki segera adanya pertemuan lagi, apalagi kalau pertemuan kembali itu dikehendaki supaya lebih cepat, menunjukkan betapa kegiatan konseling kelompok telah membuahkan sesuatu yang berharga bagi peserta yang bersangkutan.



BAB III
PENUTUP
                                                                                         
A.   Kesimpulan
Layanan konseling kelompok adalah layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien) memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan yang dialaminya melalui dinamika kelompok; masalah yang dibahas itu adalah masalah-masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok. Adapun materinya adalah membahas masalah-masalah baik perseorangan maupun kelompok yang meliputi masalah pribadi, sosial, belajar dan karir. Manfaat dari layanan ini adalah membantu mengentaskan masalah yang dialami klien (siswa) melalui dinamika kelompok.
B.  Saran
Kita sebagai calon pendidik yang langsung bersinggungan ataupun berinteraksi dengan peserta didik, diharuskan untuk menguasai dan memahami ilmu tentang bimbingan dan konseling meskipun bukan bertindak sebagai guru BK. Dan untuk calon/guru BK harus sebisa mungkin menjadi teman curhat dan tempat berkonsultasi peserta didik.




C.                      DAFTAR PUSTAKA

v  Hallen A. 2005. Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Quantum Teaching.
v  Prayitno. 1995. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok. Jakarta: Ghalia Indonesia.
v  Prayitno. 2001. Panduan Kegiatan Pengawasan Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
v  Sukardi, Dewa Ketut. 2000. Pengantar Pelaksanan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
v  Winkel. 2004. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Gramedia Widia Sarana Indonesia.








[[1]]           Drs. Dewa Ketut Sukardi. 2000. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan
                Konseling di Sekolah.
Jakarta : Rineka Cipta. Hal 49
[[2]]           Prayitno. 1995. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok. Jakarta: Ghalia Indonesia. Hal 36
[[3]]            Drs. Dewa Ketut Sukardi. 2000. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah.
                 Jakarta : Rineka Cipta. Hal 50
[[4]]           Winkel. 2004. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan.
                Gramedia Widia Sarana Indonesia hal 30-36
[[5]]           Prayitno, 2001, Panduan Kegiatan Pengawasan Bimbingan dan Konseling di Sekolah,
                Jakarta: Rineka Cipta. Hal 58-64
[[6]]           Drs. Dewa Ketut Sukardi. 2000. Pengantar Pelaksanaan
                Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah.
Jakarta : Rineka Cipta. Hal 51
[[7]]           Hallen A, 2005, Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Quantum Teaching. Hal 57-59













KLIK LOGO DOWNLOAD DIBAWAH UNTUK MENGUNDUH FULL ARTIKEL INI :


download844.mediafire.com/bbci1wwy60eg/yu7b42t0e1d0uq3/Makalah+Tentang+%28Strategi+konseling+kelompok%29.docx


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Blogroll

About